Jika Yesus Vegetarian, Mengapa tidak ada bagian yang menunjukkan, 'Tidak Boleh Makan Daging'
Alkitab ditulis dengan tujuan spesifik, untuk komunitas spesifik, pada periode waktu yang spesifik, Perjanjian Baru merupakan produk diskusi intelektual dan spiritual serta perbedaan pendapat selama 3 abad pada masa awal perkembangan Kristen.
Kitab-kitabnya telah ditulis lagi dan lagi, selama tiga abad sering terjadi kehilangan makna aslinya dan terjadi pengambilan makna baru. Begitu pula teks-teks yang akhirnya dipilih sebagai Kanon (27 buku yang sekarang kita kenal sebagai 'Perjanjian Baru') dipilih pada abad ke-4, dan terdapat banyak variasi teks tertulis pada masa itu (dan sebelumnya) yang tidak dimasukkan ke dalam Kanon.
Pdt Ernie Bringas menjelaskan dalam GOING BY THE BOOK, "Kita tidak memiliki, atau kita pernah memiliki, tulisan tersebut (tulisan asli yang menyusun Alkitab sekarang). Mereka telah hilang atau dimusnahkan sejak awal. Apa yang sekarang kita miliki adalah kopi dari buku-buku tersebut, yang kebanyakan tidak lengkap dan telah beberapa kali dibuang dari teks aslinya..." (halaman 173).
Meski benar bahwa kita tidak memiliki perintah tegas tentang "Tidak boleh makan daging", tetapi sabda Yesus yang terkenal, "BLESSED ARE THE MERCIFUL, FUL THEY SHALL BE SHOWN MERCY" sudah jelas mendukung makanan vegetarian dan bahkan menuntut perlunya vegatarianisme apabila mengingat apa yang kita ketahui tentang rumah jagal dan pabrik peternakan. Siapa yang membayangkan bahwa Yesus bekerja di rumah jagal? Tentu saja tidak ada.
Di taman Eden, dunia Tuhan yang sempurna, merupakan dunia vegetarian (Kej 1 : 29-30). Segera setelahnya Tuhan berfirman bahwa hubungan ideal dan non-eksploitatif ini "baik" (Kej 1 : 31). Pernyataan seperti ini hanya difirmankan satu kali oleh Tuhan. Hanya bertahun-tahun kemudian setelah jatuhnya manusia, orang-orang sudah memperbudak sesamanya, berperang, memakan binatang dan melakukan berbagai tindakan kekerasan lainnya. Walaupun ada bagian di dalam Alkitab yang mengabsahkan memakan binatang, perang, perbudakan, poligami, korban sembelihan dan praktek lainnya yang bagi banyak orang adalah perbuatan tidak bermoral, namun bagian ini merupakan representasi dari apa yang berlangsung sebagai jatuhnya umat manusia, dan bukan rencana ideal Tuhan/ penglihatan.
Di samping kejatuhan manusia, para nabi memberitahukan kepada kita untuk mengharapkan datangnya era baru, kembalinya Taman Eden, kerajaan Tuhan yang damai, bahkan tempat dimana singa akan berbaring bersama-sama dengan domba dan tidak ada pertumpahan darah / kekerasan sama sekali, "Sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan." (Yesaya 11).
Jika Yesus adalah 'Adam yang Baru", yang mengembalikan kita ke Taman Eden, sebagaimana diimani oleh umat Kristen, dan jika dia adalah "Raja Damai" seperti yang dilukiskan oleh Yesaya 11, yang akan membawa dunia pada terwujudnya penampakan yang baru (dan vegetarian), sebagaimana juga diimani oleh umat Kristen, maka tentu tudak terbayangkan oleh kita tentang Yesus yang makan dengan menu bangkai binatang.
Pada masa Yesus adalah vegetarian. Pada masa Yesus banyak orang Yahudi bervegetarian atas dasar iman mereka, sebagaimana alasan yang sama dianut oleh banyak orang-orang Yahudi sampai sekarang (kunjungi www.JewishVeg.com untuk mengetahui lebihlanjut tentang Judaisme dan vegetarianisme). Mereka memahami bahwa dunia yang ideal di mata Tuhan adalah Taman vegetarian Eden seperti dilukiskan dalam Kejadian dan Kerajaan yang dapat damai sebagaimana dikisahkan oleh para nabi.
Tiga isu yang membedakan sekte-sekte agama Yahudi yang menganjurkan kehidupan vegetarian sebagai ideal bagi bumi adalah:
1) baptisme, sebagai pengganti korban sembelihan, untuk pengampunan dosa;
2) oposisi terhadap perdagangan binatang untuk penyembelihan di tempat ibadah;
3) perayaan Paskah dengan roti tak beragi, dan bukannya anak domba.
Pada masa Yesus, mengkotbahkan baptisme untuk pengampunan dosa sebagai pengganti binatang sembelihan menunjukkan dengan jelas sekte-sekte vegetarian Judaisme yang berusaha mewujudkan era baru sebagaimana dinyatakan pada Yesaya 11. Bukan hal yang tidak jelas bagi orang2 Palestina pada abad pertama bahwa Yohanes, yang datang untuk "mempersiapkan jalan untuk Tuhan", membaptis orang dan bukan mengajarkan persembahan korban binatang. Pada Yesaya 11, jelas dinyatakan keinginan Tuhan akan belas kasih, dimana tiba masanya ketika singa pun berbaring bersama-sama dengan domba, dan tidak terjadi pertumbahan darah sama sekali.
Sebagai contoh, Lukas menjelaskan bahwa 'maksud Allah' adalah Baptisme bagi pengampunan dosa, sedangkan 'orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menolak maksud Allah terhadap diri mereka karena tidak mau dibaptis." Dengan demikian Yohanes mengkotbahkan baptisme untuk pengampunan dosa, Yesus dibaptis, dan ke-4 injil dan Kisah Para Rasul dengan jelas dan konsisten menyerukan baptisme. Bagi orang Yahudi yang tidak bervegetarian, korban persembahan merupakan jalan kepada pengampunan (dan tentu saja, setelah persembahan korban, binatang itu mereka makan), tetapi bagi Yahudi vegetarian, baptismi dianjurkan.
Tambahan pada fokus baru baptisme adalahoposisi terhadap bait Allah, dimana binatang dikorbankan, dan perayaan Paskah tanpa anak domba (disembelih sebagai korban bait Allah).
Yesus mengobrak-abrik bait Allah, dan satu tindakan konfrontasi langsungnya dengan otoritas adalah di bait Allah, rumah jagal pada abad pertama di Palestina, ketika dia dengan langsung melempar keluar semua pedagang yang menjual binatang untuk korban persembahan.
Kita bisa berdebat tentang alasannya, tapi evek praktisnya adalah seorang Yahudi yang mencegah orang Yahudi lainnya dari melakukan penjagalan yang mereka kira dianjurkan oleh Tuhan pada perayaan Paskah. Jelas Yesus menolak pandanga ini. Dia menyatakan 2x bahwa mereka semua perlu mempelajari makna kata-kata Hosea ketika ia menyatakan, berbicara atas nama Tuhan, "Yang Ku kehendaki adalah belas kasihan dan bukan persembahan." Dan kenyataannya, tidak ada bagian Alkitab yang menunjukkan Yesus memakan anak domba, yang tentu saja dia pasti akan memakannya pada saat Paskah jika dia bukan vegetarian.
Kita melihat Yesus makan Paskah 2x, dan tidak ada satupun dari ke 2 peristiwa tersebut melibatkan anak domba. Kelompok non vegetarian memakan anak domba pada perayaan Paskah, tetapi vegetarian hanya memakan roti tak beragi, seperti yang kita lihat, dilakukan oleh Yesus.
Satu poin terakhir untuk diperhatikan adalah banyak umat Kristen pada abad ke 3, termasuk semua "Bapa Gurun", yang bervegetarian dan mereka terus, disamping sebagai orang Yahudi, merayakan Paskah dengan roti dan Anggur, dan bukan daging anak domba. Apakah akan tampak aneh benar jika umat-umat Kristen yang pertama mengadopsi makanan yang dilakukan oleh Yesus.
Mayoritas kita setuju bahwa kecelakaan (menabrak mati) kucing atau anjing adalah perbuatan yang tidak etis bahkan tidak Kristiani. Jadi kedua-duanya masuk akal dan sesuai ajaran alkitab apabila mencelakakan makhluk hidup apa saja, termasuk sapi, ayam, babi, dan ikan sebagai perbuatan yang sama tidak bermoralnya. Tidak ada pabrik peternakan dan rumah jagal di surga, dan umat Kristen yang semua doanya adalah bagi kehendak Tuhan "di Bumi seperti di Surga," seharusnya berusaha hidup sedekat mungkin dengan visi tersebut sekarang.
Ada begitu banyak kekerasan di dunia sekarang, dan penyelesaian umumnya kompleks dan isunya terus diperdebatkan. namun dalam hal ini, isunya sederhana saja: Apakah saya endukung kekejaman terhadap binatang, menyebabkan penderitaan yang tidak perlu terjadi, kekejaman dan kematian? Atau saya tidak akan menjadi pendukungnya?
Jangan melakukan kesalahan dalam hal ini, di pabrik peternakan, binatang dibuang tanduknya, dipotong paruhnya dan dikebiri tanpa pembiusan. Demi perolehan laba yang sebesar-besarnya, binatang ternak dijejalkan sebanyak mungkin dalam ruang yang sekecil-kecilnya dan ternak dikembangkan melalui manipulasi genetika sehingga banyak diantaranya yang menderita kelumpuhan, kelainan kaki, atau patah tulang karena kaki mereka tidak bisa menyokong tubuh mereka yang telah dipermak untuk memberikan hasil yang semaksimalnya. Akhirnya mereka akan diangkut truk tanpa makanan atau air, melalui segala kondisi cuaca yang ekstrim, menuju kepada kematian yang menakutkan dan mengerikan.
Apakah Yesus mencintai binatang, sebagaimana disabdakan Yesus? Apakah Tuhan peduli kepada burung pipit yang rendah? Apakah perjanjian Tuhan berlaku untuk semua binatang di darat, dan burung-burung di udara, dan ikan di laut sebagaimana kitab Kejadian memberitahukannya kepada kita? Jika ya, apa artinya bahwa kita memperlakukan binatang sedemikian kejam dan dengan demikian sedikitnya perhatian terhadap kenyataan bahwa mereka, juga dikasihi oleh Tuhan.
Untuk informasi selanjutnya mengenai perlakuan terhadap binatang di pabrik peternakan, silakan mengunjungi situs vegetarian PETA (www.peta-online.org). Memakan binatang, mengkonsumsi air susu dan produknya, atau telur, tidak akan pernah bisa selaras dengan kehidupan Kristiani, terlepas dari apakah makanan tokoh historis Yesus, yang kemungkinan besarnya adalah vegetarian.
- MEMBUNUH UNTUK MAKANAN ADALAH HAL YANG ALAMI. BINATANG SALING MEMBUNUH DI ALAM BEBAS. MENGAPA KITA TIDAK?
- BAGAIMANA UMAT KRISTIANI BISA MENYUARAKAN VEGATARIAN JIKA MEREKA TIDAK PERCAYA BAHWA YESUS ADALAH VEGETARIAN?
- MENGAPA YESUS TIDAK LANGSUNG SAJA MENGUTUK MAKAN DAGING?
- simbol2 pada plastic
- Minuman ISOTONIK
- Mengapa berfokus pada Kristen
- Bukankah Tuhan Menghendaki Korban Binatang?
- Vegetarian Food di Bandung
- Story about Net
- Tuhan memberi manusia kuasa mendominasi binatang?
- Diet enak ala vegetarian
- Bukankah Yesus makan ikan setelah kebagkitan?
- Jawab-Bukankah ada bagian di alkitab yang tidak sejalan dengan Vegetarian?
- Vegetarianisme dalam Agama Yahudi
- Jika Yesus Vegetarian, Mengapa tidak ada bagian yang menunjukkan, 'Tidak Boleh Makan Daging'
0 komentar:
Posting Komentar