Jawab-Bukankah ada bagian di alkitab yang tidak sejalan dengan Vegetarian?

undefined undefined


Ada pepatah yang mengatakan, "Alkitab bisa digunakan untuk membenarkan apa saja." Dalam beberapa hal, pernyataan seperti itu cukup fair. Kita bisa menemulan banyak pesan yang tidak sejalan ketika tidak membaca alkitab. Di sinilah kemudian teologi masuk - untuk membuat teks suci bisa dipahami dengan berusaha mengungkapkan makna sejati wahyu dan eksistensi.

Kebanyakan ahli teologi melihat interpretasi Alkitab sebagai produk "pewahyuan progresif", yaitu pemahaman kita berkembang seiring dengan waktu, sebagaiman halnya pemahaman kita terhadap ilmu pengetahaun atau linguistik/ bahkan komputer yang semakin lama semakin bertambah baik. Tidak ada kebenaran yang tidak berubah, valid bagi semua keabadian. Misalnya, 200 tahun yang lalu, memiliki budak oleh umat Kristen dianggap sah saja; 300 tahun yang lalu, Galileo di hukum di balik penyiksaan karena keyakinannya bahwa Bumi bukan pusat semesta; 500 tahun yangn lalu, Marthin Luther menyatakan bahwa "Rumah dan Sinagog orang Yahudi harus dibakar" dan menyerukan hukuman mati bagi orang Yahudi yang ingin melaksanakan ibadahnya/ mengajar di tempat umum. Sekarang, disamping teks-teks Alkitab yang membenarkan perbuatan demikian dankekejaman lainnya, kita tahu bahwa kealamiahan Tuhan menghendaki penghindaran perbudakan, penyiksaan, dan anti-Semitisme.

Studi dan penemuan baru, sebagaimana juga perkembangan ide, etika, dan tujuan yang sama, mengatur bagaimana kita melihat wahyu Alkitab. Tuhan, di dalam perjanjian lama, menuntut kematian semua jenis "dosa", dari zinah sampai sihir sampai mengutuk orang tua sendiri. Sebuah kisah di dalam Kitab Bilangan menceritakan kepada kita tentang seorang manusia yang mengumpulkan kayu pada hari Sabat dihukum dengan lemparan batu sampai mati di hadapan Musa "seperti yang di firmankan Tuhan."

Kebanyakan nabi memiliki budak dan banyak Istri. Samuel, berbicara atas nama Tuhan, memerintahkan Saul untuk "bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai" (1 Samuel 15). Paus Yohanes Paulus II menyatakan bahwa interprestasi apa saja atas Alkitab yang bertentangan dengan akal sehat atas kebaiakn Tuhan dan belas kasihan-Nya adalah tidak benar.

Jadi, memeng ada bagian dalam Alkitab yang membenarkan memakan dan mengeksploitasi binatang. Tetapi ada lebih bayak lagi bagian yang membenarkan pembunuhan mereka yang tidak berdosa dalam perang, pengambilan budak, pembakaran tukang sihir, anti-Semitisme, dan berbagai perbuatan yang jelas-jelas tidak berbelas kasih, tindakan kekerasan dan tidak bermoral. Kabar baiknya adalah jauh lebih banyak argumen dari Alkitab yang mengguatkan tentang perlakuan terhadap semua binatang, manusia atau bukan, sebagai makhluk ciptaan Tuhan, yang perlu mendapatkan hormat dan sayang, perlu dikasihi, bukannya dieksploitasi, disiksa, atau dibunuh.

Tuhan para Nabi dan Taman Eden yang tidak berkekerasan, tidak akan menyetujui penyiksaan binatang. "Raja Damai" sebagaimana diramalkan dalam Yesaya, menurut tradisi Kristen adalah Yesus Kristus. Bagaimana kita akan membayangkan Sang Raja Pembawa damai akan memakan binatang, mengingat rencana semula Tuhan untuk Taman Eden dan penglihatan Yesaya akan "akhir zaman" - ketika singa berbaring bersama-sama anak domba, dan kekerasan dan pertumpahan darah akan tiada lagi.

0 komentar: